Universitas Gadjah Mada Conferences, Seminar Nasional Biologi Tropika 2018

Font Size: 
Valuasi Ekonomi Biodiversitas: Kontribusi Ekonomi Keberadaan Kelelawar Buah (Subordo: Megachiroptera) sebagai Penyerbuk Durian (Durio zibethinus) di Pulau Jawa
Bambang Agus Suripto

Building: Gedung Sinar Mas
Room: Ruang Kuliah 1
Date: 2018-07-28 02:25 PM – 03:25 PM
Last modified: 2018-07-06

Abstract


Penyerbukan  sekitar 75 persen dari tanaman tanaman yang ditanam di seluruh dunia untuk makanan, serat,  bumbu, rempah-rempah, dan obat-obatan dan lain-lain dilakukan oleh hewan. Penyerbukan sebagian dari tanaman hortikultura juga dilakukan oleh hewa sehingga penyerbuk membuat kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian. Beberapa tanaman dengan bunga nocturnal diserbuki oleh kelelawar atau chiropterophilus. Pisang, mangga, kurma, buah ara, persik, cewek, jambu biji, alpukat, durian  bergantung pada kelelawar untuk penyerbukan.  Hasil penelitian Suripto (2001) di Kabupaten Kulon Progo menunjukkan bahwa  empat jenis kelelawar buah yaitu Cynopterus brachyotis, Cynopterus horsfieldiRoussetus amplexicaudatus dan Macroglossus minimus (Subordo Megachiroptera)  secara ekslusif telah menyerbuki  tanaman durian. Hasil ini juga mengkonfirmasi kesimpulan dari Start & Marshall (1976) yang juga melakukan pengamatan langsung di Malaysia.  Berdasarkan data statistik Direktorat Jenderal Hortikultura - Kementerian Pertanian, di 34 provinsi di Indonesia  terdapat areal pertanaman durian dengan Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang mendominasi produksi durian. Sementara produktivitas  durian di semua provinsi yang ada di Pulau Jawa pada tahun  2012 menembus 371.109 ton dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun berikutnya.  Bila rata-rata produksi durian di Pulau Jawa adalah 371.109.000 kilogram per tahun dan harga lokal adalah Rp. 20.000,00 per kilogram, maka sumbangan ekonomi keberadaan kelelawar anggota Subordo Megachiroptera (kelelawar buah) sebagai penyerbuk durian adalah 371.109.000  x Rp. 20.000,00 = Rp.7.422.180.000.000,- (Tujuh triliun empat ratus dua puluh dua milyar seratus delapan puluh juta rupiah) per tahun. Jadi sebenarnya keberadaan kelelawar buah di Pulau Jawa jauh melampaui angka 7 triliun rupiah karena  banyak tanaman bernilai ekonomi tinggi yang bersifat chiropterophilus artinya penyerbukannya hanya dilakukan oleh kelelawar buah.

Keywords


Valuasi ekonomi biodiversitas; Kelelawar buah (Subordo: Megachiroptera); durian (Durio zibethinus); chiropterophilus; Pulau Jawa

Conference registration is required in order to view papers.