Universitas Gadjah Mada Conferences, Seminar Nasional Biologi Tropika 2018

Font Size: 
Potensi Pengembangan Skala Industri Tanaman Purwoceng (Pimpinella alpine kds) dengan Mengunakan Teknik Kultur In-Vitro Melalui Induksi Pengakaran
Alyaa Nabiila, Zulfa Zaida Muslimawati, Adhitya Amarullah, Egi Nuryadin

Building: Gedung KPTU Fakultas Biologi UGM
Room: Ruang Sidang Bawah
Date: 2018-07-28 04:00 PM – 05:00 PM
Last modified: 2018-07-06

Abstract


Purwoceng (Pimpinella alpine kds) tergolong ke dalam familia Apiaceae, merupakan tanaman endemik di daerah pegunungan seperti Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah, Gunung Pangrango Jawa Barat, dan area pegunungan di Jawa Timur. Bagian tanaman terutama akar berkhasiat sebagai aprodisiak, obat diuretik dan tonik. Berdasarkan CITES, purwoceng merupakan tanaman yang masuk dalam kategori genting (Endangered) sehingga keberadaanya sangat langka di alam. Kelangkaan tersebut terjadi karena eksploitasi purwoceng di alam sebagai obat jamu tradisional tanpa adanya budidaya atau usaha peremajaan untuk memperbanyak jumlah purwoceng. Selain itu, efek pemakaian dan pemanfaatan purwoceng secara berlebihan terlebih bagain akar yang digunakan, secara otomatis merusak tanaman secara keseluruhan, menyebabkan bagian tanaman menjadi terambil, menjadi faktor utama purwoceng menjadi langka di alam. Upaya konservasi insitu hampir tidak mungkin dilakukan karena habitat asli tanaman ini sudah punah padahal usahatani purwoceng dinilai fisibel dan menguntungkan. Dengan demikian, konservasi ex situ lebih sesuai untuk diterapkan salah satunya dengan menggunakan teknik kultur in-vitro. Oleh karena itu, penulis melakukan studi penelitian tentang pengembangkan teknik kultur jaringan dalam produksi benih Pimpinella alpine kds. Dalam karya tulis ilmiah ini metode penulisan yang digunakan adalah studi literature. Untuk melestarikan varietas tanaman endemik ini, di Indonesia telah dimulai budidaya purwoceng secara in-vitro sejak tahun 1990. Akan tetapi kultur in-vitro memerlukan teknik dan prosedur yang cukup rumit yaitu memerlukan media yang cukup banyak dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu saat ini banyak diterapkan teknik induksi perakaran secara ex-vitro yaitu induksi perakaran dari tunas majemuk pada medium aklimatisasi dalam kondisi aseptis sehingga dapat meringkas waktu dan prosedur. Kandungan senyawa kimia serta berbagai khasiatnya ini menjadikan purwoceng sebagai komoditas dalam bahan bahku obat yang berpotensi besar untuk dapat memajukan pelaku industri dalam bidang ekonomi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari literarut, penulis dapat menyimpulkan bahwa potensi tanaman purwoceng cukup besar, tetapi masih terkendala oleh langkanya penyediaan benih dan keterbatasan lahan yang sesuai untuk tanaman tersebut sehingga dengan penerapan teknik induksi perakaran secara ex-vitro pada kultur in-vitro dapat menjadi solusi dalam keterbatasaan penyediaan tanaman purwoceng untuk skala industri.

Keywords


Purwoceng; Kultur in-vitro; Induksi pengakaran

Conference registration is required in order to view papers.