Taxus spp. menarik dunia penelitian karena mengandung Taxane diterpenoids yang ampuh melawan kanker.  Taxane yang diekstrak dari kulit, daun, cabang dan ranting genus Taxus spp. dapat digunakan sebagai kemoterapi untuk penyembuhan kanker payudara, kanker rahim dan kanker lainnya bahkan penelitian sudah mulai pula untuk penyakit non kanker seperti alzheimer, sarkoma kaposi (tumor jaringan pembuluh darah), dan sklerosis ginjal.  Taxane telah dikapsulkan dan dipasarkan dengan merk dagang Taxol.  Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Taxus spp. di seluruh dunia dieksploitasi berlebihan untuk memasok taxol.  Sebagai akibatnya populasi Taxus di dunia telah menurun drastis sehingga telah terdaftar dalam Apendix II CITES yang perdagangannya diatur untuk menjamin kelestariannya. Ironisnya Taxus di Indonesia belum diusahakan secara komersial bahkan dalam buku Heyne (tumbuhan berguna Indonesia) Taxus tidak terdaftar di dalamnya.  Para pengobat tradisional di sekitar habitat Taxus juga tidak mengenalnya sebagai tumbuhan obat.  Paper ini membahas status riset Taxus sumatrana untuk mengidentifikasi penelitian apa yang masih kurang dan perlu dilakukan lebih intensif.   Metoda yang digunakan adalah penelusuran pustaka pada data base daring Proquest, Science Direct, Google Scholar dan lain-lain dengan keyword Taxus sumatrana, Cemara sumatera, Yew, Taxol. Dengan metoda ini terkumpul 158 paper meliputi studi ekologi, silvikultur, genetik dan kandungan kimia.  Hasil penelusuran pustaka menyimpulkan bahwa Taxus spp. sudah banyak diteliti diluar negeri, namun di Indonesia (Taxus sumatrana) masih sangat jarang diteliti.  Dengan demikian penelitian apapun tentang Taxus sumatrana di Indonesia masih sangat diperlukan yang tentunya sangat bermanfaat untuk menyongsong datangnya era eksploitasi Taxus di Indonesia.